"Tidak ada yang dapt melepaskan kita dari bencana batu ini, melainkan apabila kita mendoa kepada Allah SWT dengan amal salehmu," kata salah seorang dari mereka.
Mulailah salah seorang di atanra mereka memanjatkan doa. "Ya Allah aku mempunyai ibu bapak yang sudah tua. Biasanya aku tidak mau memberi minum keluarga dan hamba sahayaku, sebelum keduanya selesai minum. Pada suatu hari aku pergi mencari sesuatu, dan beberapa waktu lamanya kemudian aku kembali kepada keduanya sehingga mereka tertidur. Lalu aku memerah susu untuk mereka tetapi setelah kudapati keduanya masih tidur. Aku tidak mau memberikan minuman itu kepada keluarga dan sahayaku, sebelum kedua orang-tauaku itu minum lebih dulu. Lalu aku menunggu beliau berdua bangun dari tidurnya, sedangkan gelas susu tetap kupegang hingga keduanya bangun saat fajar telah menyingsing. Setelah mereka bangun, kuberikan minuman yang telah kusediakan itu. Ya Allah, jika aku berbuat demikian benar-benar karena mencari ridho Engkau, maka bukakanlah untuk kami batu itu.
Maka bergeserlah batu itu sedikit.
Kemudian seorang lagi dari mereka mulai berdoa "Ya Allah, ada seorang gadis cantik yang sangat kucintai. Ia anak pamanku sendiri. Pada suatu waktu aku menginginkan dirinya, tetapi ia menolak permintaanku. Satu tahun kemudian ketika menghadapi musim kemarau, ia datang kepadaku dan aku memberikan kepadanya 120 dinar suapaya ia mau bersenang-senang dengaku. Permintaanku itu diturutinya. Namun sewaktu aku telah berduaan dengannya dan akan melampiaskan hajatku. Ia mengingatkan: kularang kamu merusak kesucianku kecuali dengan cara yang benar (yakni setelah nikah). Karena itu aku tidak jadi menuruti nafsuku. Lalu aku pergi meinggalkannya, meski aku sangat mencintai dan menginginkannya. Dinar yang telah kuberikan kepadanya juga kutinggalkan semua untuknya. Ya Allah jika perbuatanku ini sesuai dengan ridhamu, maka bukakanlah pintu gua ini".
Kemudian batu yang berada di pintu gua itu bergeser sedikit.
Akhirnya orang ketiga dari mereka itu mulai berdoa. "Ya Allah aku pernah mengupah beberapa orang bekerja dan telah kubayar lunas upah mereka kecuali satu orang yang pergi tanpa mengambil upahnya. Kemudian upahnya itu aku gunakan untuk usaha. Beberapa waktu kemudian dia datang kembali meminta upahnya. Aku katakan padanya, bahwa semua biri-biri, unta, dan sahaya it uadalah upahnya.
Ia katakan, "Hai hamba Allah, jangnlah kamu mengolok-olok aku", Aku jawab: "Sungguh aku tidak mengolok-olok Kamu". Maka diambilnya harta itu semuanya tanpa satupun yang ditinggalkannya.
"Ya Allah, apabila yang demikian itu kulakukan semata-mata karena mencari ridha-Mu, mohon bukakanlah pintu ga ini untuk kami."
Kemudian batu di pintu gua itu bergeser lebih besar lagi, sehingga mereka bertiga dapat keluar dari gua tersebut.
Dari kisah ini, kita dapat mengambil pelajaran bahwa orang yang berbakti kepada orang tuanya, orang yang dapat menjaga nafsu, dan juga orang yang jujur/tidak zhalim adalah orang-orang yang ditolong oleh Allah swt dalam masa kesulitan.
Cerita ini disarikan dari bagian buku : Ridho Allah tergantung Ridho Orang Tua. Syamsul Rijal Hamid. Penerbit Cahaya Salam
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan pesan dan komentar Anda disini